Tuesday, 21 April 2015

Evaluasi



Proses terakhir dalam kegiatan pembelajaran adalah penilaian atau evaluasi. Evaluasi adalah kegiatan penilaian dan pengukuran yang berupa kegiatan mengumpulkan dan mengolah informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil suatu keputusan untuk langkah berikutnya.
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mempunyai tujuan, tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan kemampuan atau perilaku yang diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan kegiatan belajar. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan serta kualitas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, perlu dilakukan suatu usaha penilaian atau evaluasi terhadap hasil belajar siswa. Kegunaan evaluasi dalam proses pendidikan adalah untuk mengetahui seberapa jauh siswa telah menguasai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, juga dapat mengetahui bagian-bagian mana dari program pembelajaran yang masih lemah dan perlu diperbaiki. Salah satu cara yang digunakan dalam evaluasi diantaranya dengan menggunakan teknik pengumpulan data tes, melalui tes kita dapat mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menerima pelajaran yang telah diberikan.
Tahapan pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran adalah penentuan tujuan, menentukan desain evaluasi, pengembangan instrumen evaluasi, pengumpulan informasi/data, analisis dan interpretasi dan tindak lanjut. Instrumen evaluasi hasil belajar untuk memperoleh informasi deskriptif dapat berwujud tes maupun non-tes. Tes dapat berbentuk objektif atau uraian; sedang non-tes dapat berbentuk lembar pengamatan atau kuesioner. Tes objektif dapat berbentuk jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan dan pilihan ganda dengan berbagai variasi biasa, hubungan antar hal, kompleks, analisis kasus, grafik dan gambar tabel. Untuk tes uraian yang juga disebut dengan tes subjektif dapat berbentuk tes uraian bebas, bebas terbatas, dan terstruktur. Selanjutnya untuk penyusunan instrumen tes atau non-tes, seorang guru harus mengacu pada pedoman penyusunan masing-masing jenis dan bentuk tes atau non-tes agar instrumen yang disusun memenuhi syarat instrumen yang baik, minimal syarat pokok instrumen yang baik, yaitu valid (sah) dan reliabel (dapat dipercaya).
Tes dan pengukuran sebenarnya tidak menjadi penentu nasib siswa melainkan interprestasi dari hasil pengukuran dan alat pengukuran tersebut yang dijadikan penentu. Berdasarkan informasi yang samabermacam-macam orang akan memberi interprestasi yang berlainan. Interprestasi yang bernacam-macam inilah yang harus dihindari karena hal semacam ini akan bahaya bagi siswa. Sama bahayanya bila informasi yang diberikan itu salah karena tes yang dipakai salah atau pengukuran yang diterapkan salah. Dari sini dapat dilihat betapa pentingnya suatu tes dalam dunia pendidikan. Dengan demikian kita tidak dapat mengabaikan pembuatan suatu tes atau cara mengukurnya, penyelenggaraannya maupun cara menginterprestasikannya.

No comments:

Post a Comment