Wednesday, 27 July 2016
Mind Mapping Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar
Penerapan Model Mind Mapping Untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar
Tahapan pelaksanaan Penerapan Model Mind Mapping yang dikemukakan oleh Anastasya (2014) yaitu terdiri dari empat komponen utama yakni mempelajari konsep materi, menentukan ide-ide pokok, membuat peta pikiran, dan presentasi. Dalam penelitian ini pelaksanaan mind map meliputi siswa mempelajari konsep materi pelajaran dan memahaminya secara keseluruhan sehingga dapat menumbuhkan ketekunan dalam belajar, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing. Kemudian siswa menentukan ide-ide pokok, dalam kegiatan ini siswa aktif menemukan dan memilih kata-kata kunci atau istilah penting dari suatu materi pelajaran yang telah dipelajari sehingga dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam mencari dan memecahkan masalah. Selanjutnya membuat atau menyusun peta pikiran, setelah siswa menemukan seluruh kata-kata kunci atau istilah penting dari suatu materi pelajaran yang telah dipelajari, kemudian siswa menyusun kata kunci tersebut menjadi suatu struktur peta pikiran yang paling mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Mempresentasikan yang dimaksud adalah aktifitas siswa dalam menjelaskan materi yang telah dipelajari, serta menuangkan ide peta pikirannya di depan kelas guna mengkomunikasikan kepada siswa lain dan pada akhirnya ada kesempatan bagi siswa untuk mempertahankan dan mempertanggungjawabkan pendapatnya.
Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping yang diterapkan di SMA Modern Al-Rifa’ie Gondanglegi pada Kelas X dapat dikatakan berjalan dengan baik dikarenakan terjadi proses timbal balik antara guru maupun siswa pada saat
penerapan Model Mind Mapping. Proses timbal balik yang terjadi antara guru maupun siswa dalam pembelajaran adalah berupa respon. Hal ini dibuktikan dengan 1) Siswa sangat antusias terhadap model pembelajaran Mind Mapping meskipun awalnya mereka terlihat masih begitu awam karena belum terbiasa menggunakan model pembelajaran tersebut, 2) Guru berusaha memahami dan belajar mengenai model pembelajaran Mind Mapping meliputi tahap-tahap dan karakteristik model pembelajaran tersebut dibanding model pembelajaran lain, 3) Adanya kerjasama yang baik antara guru dan siswa untuk saling belajar dan memperbaiki kesalahan-kesalahan. Seperti yang dijelaskan oleh Sunarto (2008:232) bahwa dalam proses belajar juga terdapat proses timbal balik antara guru yang mengajar dan siswa yang sedang belajar. Sehingga didapatkan komunikasi dua arah, antara guru maupun siswa. Pembelajaran merupakan proses belajar yang dibangun guru meningkatkan daya pikir siswa agar lebih kritis dalam menanggapi suatu permasalahan dan dapat memecahkannya.
Peningkatan tersebut dikarenakan 1) Guru berusaha menjelaskan kembali model pembelajaran yang diterapkan agar siswa lebih memahami. 2) Siswa lebih semangat dalam penerapan model pembelajaran tersebut karena siswa mulai terbiasa dengan model pembelajaran tersebut. Hal ini sudah sesuai dengan teori Sunarto (2008:232) bahwa proses belajar adalah suatu dasar yang fundamental dalam penyesuaian diri karena melalui belajar ini akan berkembang pola-pola respon yang akan membentuk kepribadian.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model Mind Mapping pada mata pelajaran ekonomi di Kelas X sudah berjalan dengan baik dan sesuai.
Pokok Bahasan Permintaan dan Penawaran dapat dipelajari melalui Mind Mapping
Pokok bahasan permintaan dan penawaran dapat dipelajari melalui Mind Mapping dapat dibuktikan dengan peningkatan kreativitas dan hasil belajar siswa. Kreativitas siswa dalam membuat mind map dapat terlihat diantaranya melalui 1) Kefasihan, melepaskan ide-ide baru yang kreatif dengan mudah dan cepat. 2) Fleksibilitas, melihat sesuatu dari sudut pandang lain dan mempertimbangkan sesuatu dari sudut pandang yang berlawanan. Menggunakan bagian penting mind mapping yakni central topic atau topik sentral, main topic, cabang, kata kunci, gambar, dan warna. 3) Orisinalitas, menghasilkan ide-ide yang unik, tidak biasa, dan eksentrik (Buzan, 2013:94). Sedangkan dalam penelitian ini kreativitas dalam membuat mind map dibuktikan dengan siswa yang semakin antusias dan semangat dalam mengikuti pembelajaran, siswa dapat mengeluarkan ide-ide yang kreatif dan unik, siswa juga lebih berani dalam mengemukakan pendapatnya melalui presentasi di kelas.
Tuesday, 26 July 2016
Kajian tentang Belajar dan Pembelajaran Kooperatif
A. Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan. Menurut Johnson & Johnson (Ibrahim, 2000:72) menyebutkan bahwa belajar berdasarkan pengalaman, dimana pengalaman sendiri memberi sumbangan berupa wawasan, pemahaman, dan teknik-teknik yang sulit untuk dipaparkan kepada seseorang yang tidak memiliki pengalaman serupa. Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Untuk memenuhi kebutuhan manusia dan sekaligus mengembangkan dirinya, manusia telah melakukan kegiatan belajar sejak dilahirkan (Darsono, 2000:4).
Pembelajaran secara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah arah yang lebih baik. Pembelajaran yang baik menurut aliran Gestalt yaitu suatu usaha untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah mengorganisasikannya (mengatur) menjadi suatu pola bermakna (Darsono, 2000:11). Suatu proses pembelajaran dapat dikatakan efektif bila seluruh komponen yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan salah satu komponennya adalah guru. Peran guru dalam pembelajaran sangat menentukan keberhasilan dalam pembelajaran. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar diantaranya yaitu:
1. Kesiapan Belajar
Faktor kesiapan, baik fisik maupun psikologis, sikap guru yang penuh perhatian dan mampu menciptakan situasi kelas yang menyenangkan merupakan implikasi dari prinsip kesiapan ini.
2. Motivasi
Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif, saat orang melakukan suatu aktifitas. Motif adalah kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorong orang melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan.
3. Keaktifan Siswa
Yang melakukan kegiatan belajar adalah siswa. Dengan bantuan guru siswa mampu mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya seyogyanya guru menbelajarkan siswa sedemikian rupa, sehingga keaktifan siswa betul-betul terwujud (Dimyati & Mudjiono, 2009:15).
B. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling membantu untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. Pembelajaran ini secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang saling mengasihi antar sesama siswa. Sebagaimana pendekatan lain yang digunakan dalam pembelajaran, guru diharapkan mampu menemukan cara untuk memenuhi berbagai kebutuhan siswa (Nurhadi & Senduk, 2009: 61). Oleh karena itu, kooperatif ini juga memberikan kesempatan pada kelompok dengan latar belakang anggota kelompok yang berbeda untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama.
Ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim (2000:6) adalah sebagai berikut:
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah
c. Apabila mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, agama, etnis dan jenis kelamin yang berbeda
d. Pembelajaran lebih berorientasi pada kelompok daripada individu
Dalam pembelajaran kooperatif ada enam langkah atau tahapan yang pelaksanaannya bervariasi tergantung pada pendekatan atau model yang digunakan. Enam langkah dapat dilihat dalam Tabel 2.1
Tabel 2.1 Langkah-Langkah pembelajaran Kooperatif
(Ibrahim, 2000:10)
Menurut Roger dan Davidson (Lie, 2008:30) ada lima komponen dasar dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:
1. Saling ketergantungan positif (positive interdependence). Siswa harus merasa bahwa mereka saling tergantung secara positif dan saling terikat antara sesama anggota kclompok. Dengan kata lain bahwa kcbcrhasilan individu tergantung pada keberhasilan kelompok.
2. Akuntabilitas individu (individual accountability). Tanggung jawab individu adalah rasa tanggungjawab masing-masing siswa dalam kelompok agar dapat menyumbang, mendukung, dan membantu satu sama lain untuk menguasai materi pelajaran dan juga untuk meningkatkan hasil belajar.
3. Interaksi tatap muka (face to face interaction). Hasil belajar yang terbaik dapat diperoleh dengan cara komuikasi antar siswa. Oleh karena itu, para siswa perlu berinteraksi secara fisik maupun secara verbal diantara siswa.
4. Keterampilan menjalin hubungan antar anggota kelompok (interpersonal and small group skill). Keterampilan sosial ini sangat penting dalam pcmbelajaran kooperatif dan siswa dimotivasi untuk menggunakan keterampilan berinteraksi dalam kelompok secara tepat sebagai bagian dari
proses belajar.
5. Proses kelompok (group-processing), adalah cara kelompok dalam mencapai keefektifan kerja mereka. Kelompok mengevaluasi tindakan yang dapat dilanjutkan atau yang perlu diubah.
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan. Menurut Johnson & Johnson (Ibrahim, 2000:72) menyebutkan bahwa belajar berdasarkan pengalaman, dimana pengalaman sendiri memberi sumbangan berupa wawasan, pemahaman, dan teknik-teknik yang sulit untuk dipaparkan kepada seseorang yang tidak memiliki pengalaman serupa. Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Untuk memenuhi kebutuhan manusia dan sekaligus mengembangkan dirinya, manusia telah melakukan kegiatan belajar sejak dilahirkan (Darsono, 2000:4).
Pembelajaran secara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah arah yang lebih baik. Pembelajaran yang baik menurut aliran Gestalt yaitu suatu usaha untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah mengorganisasikannya (mengatur) menjadi suatu pola bermakna (Darsono, 2000:11). Suatu proses pembelajaran dapat dikatakan efektif bila seluruh komponen yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan salah satu komponennya adalah guru. Peran guru dalam pembelajaran sangat menentukan keberhasilan dalam pembelajaran. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar diantaranya yaitu:
1. Kesiapan Belajar
Faktor kesiapan, baik fisik maupun psikologis, sikap guru yang penuh perhatian dan mampu menciptakan situasi kelas yang menyenangkan merupakan implikasi dari prinsip kesiapan ini.
2. Motivasi
Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif, saat orang melakukan suatu aktifitas. Motif adalah kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorong orang melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan.
3. Keaktifan Siswa
Yang melakukan kegiatan belajar adalah siswa. Dengan bantuan guru siswa mampu mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya seyogyanya guru menbelajarkan siswa sedemikian rupa, sehingga keaktifan siswa betul-betul terwujud (Dimyati & Mudjiono, 2009:15).
B. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling membantu untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. Pembelajaran ini secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang saling mengasihi antar sesama siswa. Sebagaimana pendekatan lain yang digunakan dalam pembelajaran, guru diharapkan mampu menemukan cara untuk memenuhi berbagai kebutuhan siswa (Nurhadi & Senduk, 2009: 61). Oleh karena itu, kooperatif ini juga memberikan kesempatan pada kelompok dengan latar belakang anggota kelompok yang berbeda untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama.
Ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim (2000:6) adalah sebagai berikut:
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah
c. Apabila mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, agama, etnis dan jenis kelamin yang berbeda
d. Pembelajaran lebih berorientasi pada kelompok daripada individu
Dalam pembelajaran kooperatif ada enam langkah atau tahapan yang pelaksanaannya bervariasi tergantung pada pendekatan atau model yang digunakan. Enam langkah dapat dilihat dalam Tabel 2.1
Tabel 2.1 Langkah-Langkah pembelajaran Kooperatif
Fase
|
Tindakan Guru
|
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
|
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
dan memotivasi siswa untuk belajar
|
Fase 2
Menyampaikan informasi
|
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan
demonstrasi atau lewat bahan bacaan
|
Fase 3
Mengorganisasikan siswa
|
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana membentuk
kelompok-kelompok belajar dan membantu kelompok melakukan transisi secara efisien
|
Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
|
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas mereka
|
Fase 5
Evaluasi
|
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil belajarnya
|
Fase 6
Memberikan penghargaan
|
Guru mencari cara-cara menghargai baik maupun hasil belajar
individu dan kelompok
|
Menurut Roger dan Davidson (Lie, 2008:30) ada lima komponen dasar dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:
1. Saling ketergantungan positif (positive interdependence). Siswa harus merasa bahwa mereka saling tergantung secara positif dan saling terikat antara sesama anggota kclompok. Dengan kata lain bahwa kcbcrhasilan individu tergantung pada keberhasilan kelompok.
2. Akuntabilitas individu (individual accountability). Tanggung jawab individu adalah rasa tanggungjawab masing-masing siswa dalam kelompok agar dapat menyumbang, mendukung, dan membantu satu sama lain untuk menguasai materi pelajaran dan juga untuk meningkatkan hasil belajar.
3. Interaksi tatap muka (face to face interaction). Hasil belajar yang terbaik dapat diperoleh dengan cara komuikasi antar siswa. Oleh karena itu, para siswa perlu berinteraksi secara fisik maupun secara verbal diantara siswa.
4. Keterampilan menjalin hubungan antar anggota kelompok (interpersonal and small group skill). Keterampilan sosial ini sangat penting dalam pcmbelajaran kooperatif dan siswa dimotivasi untuk menggunakan keterampilan berinteraksi dalam kelompok secara tepat sebagai bagian dari
proses belajar.
5. Proses kelompok (group-processing), adalah cara kelompok dalam mencapai keefektifan kerja mereka. Kelompok mengevaluasi tindakan yang dapat dilanjutkan atau yang perlu diubah.
Peranan Pendidikan dalam Kehidupan
Pendidikan merupakan usaha sadar, terstruktur dan terencana yang dijadikan sebagai media dalam menumbuhkembangkan kemampuan dan kepribadian setiap insan menuju ke arah kedewasaan, ke arah yang lebih baik. Oleh karenanya, pendidikan senantiasa dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan yang harus tetap dibangun, diperbaiki, dan dikembangkan agar manusia dapat menghadapi segala perubahan dan permasalahan di lingkungan sekitarnya. Berhasil tidaknya pendidikan di suatu Negara, bergantung pada proses yang dijalankan. Sejak kemerdekaan,, bangsa Indonesia telah gencar memproklamirkan pendidikan sebagai tujuan utama bagi kehidupan berbangsa dan bernegara seperti yang telah diamanatkan di dalam UUD 1945 alinea keempat yang berbunyi “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Demi mewujudkannya, hingga kini pemerintah Indonesia khususnya KEMENDIKBUD sebagai instansi yang berwenang dalam mengatur roda pendidikan, terus menerus melakukan perbaikan agar tujuannya dapat tercapai, baik dari segi kurikulum maupun proses pembelajaran.
Kurikulum merupakan suatu perencanaan menyeluruh yang mencakup kegiatan dan pengalaman agar pembelajaran dapat terselenggara dengan baik (Hamalik, 2008: 1). Pembelajaran senantiasa berpedoman pada kurikulum tertentu sesuai dengan tuntutan lembaga pendidikan dan kebutuhan masyarakat. Dengan kata lain, Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang berbeda namun erat kaitannya antara satu dengan yang lainnya. Sekolah menjadi pelaksana proses pembelajaran yang paling dominan di dalam menentukan suksesnya pendidikan. Proses pembelajaran di lingkungan sekolah (pendidikan formal) melibatkan berbagai komponen. Diantaranya yaitu pendidik (guru), peserta didik (siswa),
kurikulum, metode pembelajaran, evaluasi, dan lingkungan. Jika salah satu komponen tidak terpenuhi maka proses pembelajaran dianggap kurang berhasil.
Pendidikan menurut UNESCO, meliputi empat pilar, yaitu: "learning to know, learning to do, learning to be", dan "learning to live together". Belajar untuk mengetahui (learning to know) dalam prosesnya bertujuan agar dapat mengetahui suatu informasi yang bermanfaat, dan membedakan mana yang baik dan buruk terhadap lingkungan. Belajar untuk bisa melakukan sesuatu (learning to do), dimana proses belajar bertujuan agar seseorang nantinya dapat mengaktualisasikan ketarampilan, bakat dan minatnya sehingga membawa manfaat bagi kehidupan. Belajar menjadi diri sendiri (learning to be) yang diartikan sebagai proses pemahaman terhadap kebutuhan dan jati diri. Belajar berperilaku sesuai dengan norma dan kaidah yang berlaku di masyarakat. Belajar untuk hidup berdampingan (learning to live together), dengan kemampuan yang dimiliki, sebagai hasil dari proses pendidikan dapat dijadikan sebagai bekal untuk mampu berperan dalam lingkungan di mana individu tersebut berada, dan sekaligus mampu menempatkan diri sesuai dengan perannya. Pemahaman tentang peran diri dan orang lain dalam kelompok belajar merupakan bekal dalam bersosialisasi di masyarakat (learning to live together).
Guru dan siswa menjadi subjek pendidikan yang sangat menentukan dalam konteks pengembangan di sekolah. Sebaik apapun kurikulum yang diterapkan, jika motivasi guru dan siswa masih kurang maka proses pembelajaran seperti yang diharapkan akan sulit terealisasikan. Hamalik (2008:161) menyebutkan terdapat tiga fungsi motivasi, yaitu: 1. Mendorong timbulnya kelakuan dan perbuatan; 2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah; 3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Maka dari itu, dengan adanya motivasi, tentunya baik guru maupun murid dapat mencapai keberhasilan di dalam pembelajaran.
Guru sendiri menyadari peranan yang dipegangnya dalam pertemuan dengan siswa. Untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran para guru harus memiliki ketrampilan memilih dan menggunakan metode mengajar untuk diterapkan dalam sistem pembelajaran yang efektif (Hamalik, 2008:38). Oleh karena itu, guru dipandang sebagai agen moderenisasi dalam segala bidang. Usaha utama yang dapat dilakukan oleh guru adalah melalui program pendidikan
bagi para siswa. Berdasarkan pendapat tersebut kualitas pengajaran selalu terkait dengan penggunaan model pembelajaran secara optimal, ini berarti bahwa untuk mencapai kualitas pengajaran yang baik setiap mata pelajaran harus diorganisasikan dengan strategi pengorganisasian yang tepat dan selanjutya disampaikan kepada siswa dengan strategi yang tepat pula (Prayekti, 2006:2).
Dewasa ini telah dikembangkan suatu pendekatan pembelajaran kooperatif untuk menghasilkan tujuan belajar yang baik. Menurut Suherman, dkk (2001:218) dengan pembelajaran kooperatif siswa akan termotivasi untuk belajar dengan baik, siap dengan pekerjaannya, penuh perhatian selama kegiatan pembelajaran berlangsung, serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan berpikir kritis. Diharapkan dengan pembelajaran kooperatif akan ada peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran karena adanya susasana kekeluargaan dalam belajar. Dengan suasana yang demikian itu, siswa tidak lagi merasa malu atau kurang percaya diri dalam belajar.
Kurikulum merupakan suatu perencanaan menyeluruh yang mencakup kegiatan dan pengalaman agar pembelajaran dapat terselenggara dengan baik (Hamalik, 2008: 1). Pembelajaran senantiasa berpedoman pada kurikulum tertentu sesuai dengan tuntutan lembaga pendidikan dan kebutuhan masyarakat. Dengan kata lain, Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang berbeda namun erat kaitannya antara satu dengan yang lainnya. Sekolah menjadi pelaksana proses pembelajaran yang paling dominan di dalam menentukan suksesnya pendidikan. Proses pembelajaran di lingkungan sekolah (pendidikan formal) melibatkan berbagai komponen. Diantaranya yaitu pendidik (guru), peserta didik (siswa),
kurikulum, metode pembelajaran, evaluasi, dan lingkungan. Jika salah satu komponen tidak terpenuhi maka proses pembelajaran dianggap kurang berhasil.
Pendidikan menurut UNESCO, meliputi empat pilar, yaitu: "learning to know, learning to do, learning to be", dan "learning to live together". Belajar untuk mengetahui (learning to know) dalam prosesnya bertujuan agar dapat mengetahui suatu informasi yang bermanfaat, dan membedakan mana yang baik dan buruk terhadap lingkungan. Belajar untuk bisa melakukan sesuatu (learning to do), dimana proses belajar bertujuan agar seseorang nantinya dapat mengaktualisasikan ketarampilan, bakat dan minatnya sehingga membawa manfaat bagi kehidupan. Belajar menjadi diri sendiri (learning to be) yang diartikan sebagai proses pemahaman terhadap kebutuhan dan jati diri. Belajar berperilaku sesuai dengan norma dan kaidah yang berlaku di masyarakat. Belajar untuk hidup berdampingan (learning to live together), dengan kemampuan yang dimiliki, sebagai hasil dari proses pendidikan dapat dijadikan sebagai bekal untuk mampu berperan dalam lingkungan di mana individu tersebut berada, dan sekaligus mampu menempatkan diri sesuai dengan perannya. Pemahaman tentang peran diri dan orang lain dalam kelompok belajar merupakan bekal dalam bersosialisasi di masyarakat (learning to live together).
Guru dan siswa menjadi subjek pendidikan yang sangat menentukan dalam konteks pengembangan di sekolah. Sebaik apapun kurikulum yang diterapkan, jika motivasi guru dan siswa masih kurang maka proses pembelajaran seperti yang diharapkan akan sulit terealisasikan. Hamalik (2008:161) menyebutkan terdapat tiga fungsi motivasi, yaitu: 1. Mendorong timbulnya kelakuan dan perbuatan; 2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah; 3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Maka dari itu, dengan adanya motivasi, tentunya baik guru maupun murid dapat mencapai keberhasilan di dalam pembelajaran.
Guru sendiri menyadari peranan yang dipegangnya dalam pertemuan dengan siswa. Untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran para guru harus memiliki ketrampilan memilih dan menggunakan metode mengajar untuk diterapkan dalam sistem pembelajaran yang efektif (Hamalik, 2008:38). Oleh karena itu, guru dipandang sebagai agen moderenisasi dalam segala bidang. Usaha utama yang dapat dilakukan oleh guru adalah melalui program pendidikan
bagi para siswa. Berdasarkan pendapat tersebut kualitas pengajaran selalu terkait dengan penggunaan model pembelajaran secara optimal, ini berarti bahwa untuk mencapai kualitas pengajaran yang baik setiap mata pelajaran harus diorganisasikan dengan strategi pengorganisasian yang tepat dan selanjutya disampaikan kepada siswa dengan strategi yang tepat pula (Prayekti, 2006:2).
Dewasa ini telah dikembangkan suatu pendekatan pembelajaran kooperatif untuk menghasilkan tujuan belajar yang baik. Menurut Suherman, dkk (2001:218) dengan pembelajaran kooperatif siswa akan termotivasi untuk belajar dengan baik, siap dengan pekerjaannya, penuh perhatian selama kegiatan pembelajaran berlangsung, serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan berpikir kritis. Diharapkan dengan pembelajaran kooperatif akan ada peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran karena adanya susasana kekeluargaan dalam belajar. Dengan suasana yang demikian itu, siswa tidak lagi merasa malu atau kurang percaya diri dalam belajar.
Monday, 18 July 2016
RPP Ekonomi Kelas XI
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas / Semester : XI IPA (Peminatan)/Genap
Materi Pokok : Indeks Harga
Konsumen dan Inflasi
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit
Pertemuan : 1-2
A.
KOMPETENSI
INTI (KI)
1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati,
mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
3. Memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya,dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
4.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri,dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B.
Kompetensi
Dasar dan
Indikator
1.1.
Mensyukuri pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
di Indonesia untuk kesejahteraan rakyat
1.2.
Mengamalkan nilai-nilai agama dalam peranannya sebagai pelaku ekonomi
2.
2.1.
Bersikap jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, kreatif, dan mandiri
dalam upaya mengatasi permasalahan pembangunan di Indonesia
2.1.
2.2.
Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli, dan
kritis sebagai pelaku ekonomi
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
3.6.
Menganalisis Pengertian,Tujuan
dan Metode Perhitungan Indeks Harga Konsumen
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.6.
Menganalisis Pengertian,
Penyebab,Jenis, Perhitungan, dampak dan cara mengatasi inflasi serta Permintaan
Uang dan Jumlah uang yang beredar
5.1.
5.2.
5.3.
5.4.
5.5.
5.6.
Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1.1.
Mengamalkan
ajaran agama dalam konsep pembangunan ekonomi, petumbuhan ekonomi, permasalahan
dan cara mengatasinya
1.1.2.
Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, mandiri,
adil, berani, peduli dalam melakukan kegiatan ekonomi
2.
2.1.
2.1.1.
Menunjukkan sikap jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli, kreatif, dan mandiri dalam upaya mengatasi
permasalahan pembangunan di Indonesia
2.1.2.
Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli, dan
kritis sebagai pelaku ekonomi
1
2
3
3.3.1
3.3.2
3.3.3
1.
2.
3.
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
3.5.1.
3.5.2.
3.5.3.
3.5.4.
3.5.5.
3.5.6.
3.6.1
Menjelaskan Pengertian
Indeks Harga Konsumen
3.6.2
Menyebutkan Tujuan Perhitungan Indeks Harga Konsumen
3.6.3
Menjelaskan metode perhitungan Indeks Harga Konsumen
4.6.1
Menjelaskan pengertian inflasi
4.6.2
Menyebutkan penyebab terjadinya inflasi
4.6.3
Menyebutkan jenis-jenis inflasi
4.6.4
Menjelaskan perhitungan inflasi
4.6.5
Menyebutkan dampak dan cara perhitungan Inflasi
4.6.6
Menjelaskan permintaan uang
4.6.7
Menjelaskan Jumlah Uang yang beredar
5
5.6
5.7
5.8
5.9
5.10
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pengalaman belajar yang meliputi : pengamatan
di lingkungan sekitar, mengkaji literatur,
berdiskusi, mengumpulkan informasi
1. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode diskusi dan ceramah
bervariasi, peserta didik dapat menjelaskan pengertian Indeks Harga Konsumen dengan benar.
2. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode diskusi dan ceramah
bervariasi, peserta didik dapat menyebutkantujuan perhitungan Indeks Harga
Konsumen dengan benar.
3. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode diskusi dan ceramah
bervariasi, peserta didik dapat menjelaskan metode perhitungan Indeks Harga Konsumen dengan benar.
4. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode tanya jawab peserta didik
dapat menjelaskan Pengertian Inflasi dengan benar.
5. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode diskusi dan ceramah
bervariasi, peserta didik dapat menyebutkan penyebab terjadinya inflasi dengan benar.
6. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode diskusi dan ceramah
bervariasi, peserta didik dapat menyebutkan jenis-jenis inflasi dengan benar.
7. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode diskusi dan ceramah
bervariasi, peserta didik dapat menjelaskan perhitungan inflasi dengan benar.
8. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode diskusi dan ceramah
bervariasi, peserta didik dapat menyebutkan dampak dan cara mengendalikan inflasi dengan benar.
9. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode diskusi dan ceramah
bervariasi, peserta didik dapat menjelaskan permintaan uang dengan benar.
10. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode diskusi dan ceramah
bervariasi, peserta didik dapat menjelaskan jumlah uang yang beredar dengan benar.
D.
Materi
Pembelajaran
Fakta :
2.
Harga yang
berubah dari tahun ke tahun terkadang tidak dapat diprediksikan
3.
Sebagaian
masyarakat tidak mengetahui tentang perhitungan Indeks Harga Konsumen
4.
Terjadi
peningkatan harga dari tahun ke tahun
5.
Peningkatan
harga yang terjadi dapat dikarenakan
jumlah permintaan yang naik
6.
Inflasi
diatas 30% dapat membuat kekacauan bagi negara
7.
Sebagian
besar masyarakat tidak mengetahui perhitungan inflasi
8.
Dengan
menaikkan suku bunga tabungan akan mampu menarik minat orang untuk menabung
9.
Banyak
orang memilih menyimpan kekayaan dalam bentuk uang
10.
Dengan
banyaknya uang yang beredar di masyarakat maka akan menyebabkan inflasi
Konsep :
1.
Pengertian Indeks Harga Konsumen
2.
Tujuan Perhitungan Indeks Harga Konsumen
3.
Metode Perhitungan Indeks Harga Konsumen
4.
Pengertian Inflasi
5.
Penyebab terjadinya inflasi
6.
Jenis-jenis inflasi
7.
Perhitungan Laju inflasi
8.
Dampak dan cara mengendalikan inflasi
9.
Permintaan uang
10.Jumlah uang yang beredar
Prinsip
1.
Memahami Pengertian Indeks Harga Konsumen
2.
Memahami Tujuan Perhitungan
Indeks Harga Konsumen
3.
Memahami Metode Perhitungan Indeks Harga Konsumen
4.
Memahami Inflasi
5.
Memahami penyebab terjadinya inflasi
6.
Memahami Jenis-jenis inflasi
7.
Memahami perhitungan inflasi
8.
Dampak dan cara mengendalikan inflasi
9.
Permintaan uang
E. Metode Pembelajaran
- Pendekatan :Scientific Approach
- Model :STAD dipadu Talking Stick (pertemuan 1)
STAD
dipadu Talking Stick (pertemuan
2)
- Metode : Diskusi kelompok, Ceramah bervariasi, presentasi, tanya jawab, penugasan
F. Media, Alat, dan Sumber
Pembelajaran
a. Media : Media presentasi Power PointIndeks Harga Konsumen
b.
Alat :Papan
Tulis, Spidol/Kapur Tulis, Laptop, Penghapus
- Sumber Belajar :
ü Buku Ekonomi Kelas XI : Suparmin. Astuti, D. S. & Sawiji Hery.
2014. Ekonomi XI Peminatan Ilmu-Ilmu
Sosial. Surakarta: Mediatama
ü Internet
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Tahapan
|
Kegiatan guru
|
Kegiatan peserta didik
|
Alokasi waktu
|
1.
PENDAHULUAN
|
20 Menit
|
||
a. Orientasi
|
Ø Menyiapkan peserta didik
secara secara psikis (berdoa) dan fisik (presensi dan peralatan pembelajaran)
|
ü Berdoa bersama dan menyiapkan peralatan pembelajaran
|
|
b. Apersepsi
|
Ø Menyampaikan KI, KD, dan
tujuan pembelajaran (melalui power
point)
Ø Mengajukan pertanya
an-pertanyaan yang sudah dipelajari dan yang terkait materi pajak minggu lalu
|
ü Memperhatikan penjelasan
dari guru melalui power point
ü
Menjawab
pertanyaan guru secara individu atau bersama-sama
|
|
c. Motivasi
|
Ø Membangkitkan motivasi
peserta didik
Ø Memberikan pretes untuk mengetahui kemampuan
awal siswa
|
ü
Memperhatikan
penjelasan guru
ü
Mengerjakan Pretes
|
|
d. Pemberian acuan
|
Ø Menyampaikan garis besar cakupan materi Pengertian Indeks Harga Konsumen, Tujuan Perhitungan Indeks Harga Konsumen,
Metode Perhitungan Indeks Harga Konsumen, Permintaan Uang dan Jumlah uang
yang beredar
Ø Menyampaikan metode dan model pembelajaran yang akan dilaksanakan yakni
STAD dipadu Talking Stick
|
ü
Memperhatikan
penjelasan guru dan bertanya apabila ada yang belum jelas
ü Mendengarkan instruksi dari guru dan bertanya
apabila ada yang belum jelas
|
|
2.
KEGIATAN INTI
|
50 Menit
|
||
a.
Mengamati
(Observing)
|
Ø
Meminta peserta
didik mengamati slide power point tentang Pengertian, Tujuan,
Metode Perhitungan Indeks Harga Konsumen, Permintaan Uang dan Jumlah uang
beredar
|
ü Peserta didik mengamati tayangan slide power point
|
|
b. Menanya(Questioning)
|
Ø
Mengistruksikan
peserta didik untuk bertanya maupun memberikan pendapat tentang slide power
point yang diamati
|
ü
Mengajukan berbagai
pertanyaan secara individu atau kelompok
|
|
c. Menalar / Mengumpulkan informasi (Associating)
|
Ø
Meminta peserta
didik mengumpulkan data/ informasi tentang Pengertian, Tujuan, Metode Penelitian, Jumlah uang beredar dan
Permintaan Uang
|
ü Peserta didik mencari informasi berdasarkan materi
terkait yang berasal dari sumber lain
|
|
d. Mencoba / mengolah informasi (Experimenting)
|
Ø
Mengistruksikan
peserta didik untuk membuat kelompok
yakni 5 orang dalam satu kelompok
Ø
Memberikan LKS yang
harus dijawab oleh kelompok dengan saling bekerjasama satu sama lain untuk
menjawab soal
Ø
Guru meminta jawaban
perkelompok yang telah dikerjakan peserta didik
|
ü Peserta didik membuat kelompok
yakni 5 orang dalam satu kelompok
ü Peserta didik menjawab LKS dengan kelompoknya
ü Peserta didik mengumpulkan jawaban sesuai dengan kelompoknya
|
|
e. Mengkomunikasikan /Membentuk jejaring (Networking)
|
Ø
Mengistruksikan kepada
peserta didik untuk membentuk huruf “O”
Ø
Guru
memberikan tongkat yang berisi pertanyaan kepada salah satu peserta didik
Ø
Guru
meminta peserta didik memutar tongkat tersebut bersamaan dengan musik yang
diputar oleh guru
Ø
Guru
mematikan musik dan meminta peserta didik pemegang tongkat untuk membacakan
soal kemudian menjawabnya
Ø
Guru
meminta peserta didik lain untuk menanggapi jawaban yang diberikan
Ø
Guru memberikan
penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik
Ø
Memberikan penguatan konsep tentangperhitungan pajak
|
ü Peserta didik mengikuti instruksi guru
ü Peserta didik
menerima tongkat yang berisi pertanyaan tersebut
ü Peserta didik memutar tongkat tersebut
ü Peserta didik mengikuti intruksi guru
ü Peserta didik lain menanggapi jawaban yang
disampaikan.
ü Peserta didik tertentu menerima reward
ü Memperhatikan penjelasan guru
|
|
3. KEGIATAN PENUTUP
|
40 menit
|
||
|
Ø
Membimbing peserta
didik membuat kesimpulan
Ø Melakukan penilaian
dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang dilakukan
Ø Memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil pembelajaran berupa beberapa soal uraian yang
berkaitan dengan hasil kegiatan diskusi(dalam kegiatan “Mengkomunikasikan”)
Ø Merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk tugas individu yakni membuat rangkuman tentang inflasi
Ø Bersyukur dengan
mengucapkan Hamdallah..
Ø Mengucapkan Salam
|
ü Bersama guru membuat kesimpulan
ü Bersama-sama dengan guru melakukan refleksi
ü Mengerjakan soal
ü Memperhatikan tugas yang diberikan guru
ü Mengucapkan Hamdallah
ü Menjawab salam
|
|
Pertemuan 2
Tahapan
|
Kegiatan guru
|
Kegiatan peserta didik
|
Alokasi waktu
|
1.
PENDAHULUAN
|
20 Menit
|
||
a. Orientasi
|
Ø Menyiapkan peserta didik
secara secara psikis (berdoa) dan fisik (presensi dan peralatan pembelajaran)
|
ü Berdoa bersama dan menyiapkan peralatan pembelajaran
|
|
b. Apersepsi
|
Ø Menyampaikan KI, KD, dan
tujuan pembelajaran (melalui power
point)
Ø Mengajukan pertanya
an-pertanyaan yang sudah dipelajari dan yang terkait materi pajak minggu lalu
|
ü Memperhatikan penjelasan
dari guru melalui power point
ü
Menjawab
pertanyaan guru secara individu atau bersama-sama
|
|
c. Motivasi
|
Ø Membangkitkan motivasi
peserta didik
|
ü
Memperhatikan
penjelasan guru
|
|
d. Pemberian acuan
|
Ø Menyampaikan garis besar cakupan materi Pengertian Inflasi, penyebab inflasi, metode perhitungan, dampak dan cara
mengatasi inflasi
Ø Menyampaikan metode dan model pembelajaran yang akan dilaksanakan yakni
STAD dipadu Talking Stick
|
ü
Memperhatikan
penjelasan guru dan bertanya apabila ada yang belum jelas
ü Mendengarkan instruksi dari guru dan bertanya
apabila ada yang belum jelas
|
|
2.
KEGIATAN INTI
|
50 Menit
|
||
b.
Mengamati
(Observing)
|
Ø
Meminta peserta
didik mengamati slide power point tentang Pengertian, penyebab,
metode perhitungan, dampak dan cara mengatasi inflasi
|
ü Peserta didik mengamati tayangan slide power point
|
|
b. Menanya(Questioning)
|
Ø
Mengistruksikan
peserta didik untuk bertanya maupun memberikan pendapat tentang slide power
point yang diamati
|
ü
Mengajukan berbagai
pertanyaan secara individu atau kelompok
|
|
c. Menalar / Mengumpulkan informasi (Associating)
|
Ø
Meminta peserta
didik mengumpulkan data/ informasi tentang Pengertian, penyebab, metode perhitungan, dampak dan cara mengatasi inflasi
|
ü Peserta didik mencari informasi berdasarkan materi
terkait yang berasal dari sumber lain
|
|
d. Mencoba / mengolah informasi (Experimenting)
|
Ø
Mengistruksikan
peserta didik untuk membuat kelompok
yakni 5 orang dalam satu kelompok
Ø
Memberikan LKS yang
harus dijawab oleh kelompok dengan saling bekerjasama satu sama lain untuk
menjawab soal
Ø
Guru meminta jawaban
perkelompok yang telah dikerjakan peserta didik
|
ü Peserta didik membuat kelompok
yakni 5 orang dalam satu kelompok
ü Peserta didik menjawab LKS dengan kelompoknya
ü Peserta didik mengumpulkan jawaban sesuai dengan kelompoknya
|
|
e. Mengkomunikasikan /Membentuk jejaring (Networking)
|
Ø
Mengistruksikan kepada
peserta didik untuk membentuk huruf “O”
Ø
Guru
memberikan tongkat yang berisi pertanyaan kepada salah satu peserta didik
Ø
Guru
meminta peserta didik memutar tongkat tersebut bersamaan dengan musik yang
diputar oleh guru
Ø
Guru
mematikan musik dan meminta peserta didik pemegang tongkat untuk membacakan
soal kemudian menjawabnya
Ø
Guru
meminta peserta didik lain untuk menanggapi jawaban yang diberikan
Ø
Guru memberikan
penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik
Ø
Memberikan penguatan konsep tentangperhitungan pajak
|
ü Peserta didik mengikuti instruksi guru
ü Peserta didik
menerima tongkat yang berisi pertanyaan tersebut
ü Peserta didik memutar tongkat tersebut
ü Peserta didik mengikuti intruksi guru
ü Peserta didik lain menanggapi jawaban yang
disampaikan.
ü Peserta didik tertentu menerima reward
ü Memperhatikan penjelasan guru
|
|
3. KEGIATAN PENUTUP
|
40 menit
|
||
|
Ø
Membimbing peserta
didik membuat kesimpulan
Ø Melakukan penilaian
dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang dilakukan
Ø Memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil pembelajaran berupa beberapa soal uraian yang
berkaitan dengan hasil kegiatan diskusi(dalam kegiatan “Mengkomunikasikan”)
Ø Memberikan Postes untuk mengetahui kemampuan
siswa setelah dilakukan pembelajaran
Ø Merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk tugas individu yakni membuat rangkuman tentang Kebijakan moneter
Ø Bersyukur dengan
mengucapkan Hamdallah..
Ø Mengucapkan Salam
|
ü Bersama guru membuat kesimpulan
ü Bersama-sama dengan guru melakukan refleksi
ü Mengerjakan soal
ü Mengerjakan Postes
ü Memperhatikan tugas yang diberikan guru
ü Mengucapkan Hamdallah
ü Menjawab salam
|
|
Subscribe to:
Posts (Atom)