Pendekatan Pembelajaran
Menurut
Depdiknas (2006:88) “pendekatan pembelajaran merupakan cara memandang kegiatan
pembelajaran sehingga memudahkan bagi guru untuk pengelolaannya dan bagi siswa
agar memperoleh kemudahan belajar”. Lebih lanjut, Depdiknas (2006:11)
membedakan pendekatan pembelajaran menjadi dua, yaitu dari segi proses dan segi
materi.
1.
Pendekatan pembelajaran ditinjau dari
segi proses, menurut Pervical dan Henry Ellington (dalam Depdiknas,
2006:11-12).
a.
Pendekatan yang berorientasi pada
guru/lembaga pendidikan (traditional teacher/institution centered approach)
merupakan sistem pembelajaran yang konvensional dimana hampir semua kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru
dan staf lembaga pendidikan (sekolah).
b.
Pendekatan pembelajaran yang
berorientasi kepada peserta didik merupakan sistem pembelajaran yang
menunjukkan dominasi peserta didik selama pembelajaran dan guru hanya sebagai
fasilitator, pembimbing, dan pemimpi.
2.
Pendekatan pembelajaran ditinjau dari
segi materi pembelajaran, menurut Depdiknas (2006:14 dan 18)
- Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan model pembelajaran untuk membangun pengetahuan dan keterampilan berpikir melalui belajar dikaitkan dengan situasi nyata di lingkungan peserta didik, sehingga hasilnya lebih bermakna. Pengembangan model pembelajaran ini mengakomodasi motto belajar bahwa cara belajar terbaik apabila peserta didik mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.
- Pendekatan tematik merupakan suatu pembelajaran dimana materi yang akan dipelajari oleh peserta didik disampaikan dalam bentuk topik-topik dan tema yang dianggap relevan.
“Pendekatan pembelajaran
dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu” (Sanjaya,
2008:58). Pendekatan pembelajaran merupakan jalan
yang ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional tertentu.
Variabel utama dalam kegiatan pembelajaran adalah guru dan siswa. Berdasarkan
hal tersebut, Roy Killen (dalam Sanjaya, 2008:55) mengemukakan ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan
yang berpusat pada guru (teacher centered approach) dan pendekatan yang
berpusat pada siswa (student centered approach). Dalam penelitian ini
digunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Pendekatan yang
berpusat pada siswa adalah pendekatan pembelajaran yang menempatkan siswa
sebagai subjek dalam pembelajaran. “Pembelajaran yang berpusat pada siswa
menggambarkan strategi-strategi pembelajaran dimana guru lebih memfasilitasi
daripada harus mengajar langsung”,
McCombs & Miller (dalam Sanjaya, 2008:59). Guru
secara sadar menempatkan perhatian lebih banyak pada keterlibatan, inisiatif,
dan interaksi sosial siswa. Di samping itu, guru diharapkan dapat membimbing
siswa agar dapat memahami topik yang sedang dipelajari. Jika siswa salah jalan
atau mengembangkan pemahaman yang keliru tentang suatu topik, maka guru harus
mengintervensi agar tidak terjadi kesalahpahaman konsep.
Menurut Jacobsen (dalam
Muhidin, 2014) pembelajaran yang berpusat pada siswa memiliki
karakteristik-karakteristik berikut:
- siswa-siswa berada dalam pusat proses pembelajaran, sedangkan guru mendorong mereka untuk bertanggungjawab terhadap pembelajaran mereka sendiri
- guru membimbing pembelajaran siswa dan mengintervensi hanya jika diperlukan untuk mencegah mereka melakukan miskonsepsi
- guru menekankan pemahaman yang mendalam tentang konten dan proses-proses yang terlibat di dalamnya.
Rujukan
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pusat Pengembangan Penatara Guru IPS dan PMP Malang. 2006. Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran.
Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
No comments:
Post a Comment