Monday, 18 July 2016

Kreativitas Belajar



Kreativitas Belajar
           Kreativitas seringkali dianggap sebagai suatu keterampilan yang didasarkan pada bakat alami, dimana hanya mereka yang berbakat saja yang bisa menjadi kreatif. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar, walaupun dalam kenyataannya terlihat bahwa orang tertentu memiliki kemampuan untuk menciptakan ide baru dengan cepat dan beragam. Sesungguhnya kemampuan kreatif pada dasarnya dimiliki semua orang. Perbedaannya terletak pada seberapa besar usaha seseorang dalam menumbuhkembangkan potensi kreativitas yang dimilikinya.
           Menurut Munandar (2009:25) kreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberi gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan baru antara unsur yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas seseorang dapat dilihat dari tingkah laku atau kegiatannya yang kreatif. Menurut Slameto (2003:146) bahwa yang penting dalam kreativitas bukanlah penemuan sesuatu yang belum pernah diketahui orang sebelumnya. Melainkan bahwa produk kreativitas merupakan sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi orang lain atau dunia pada umumnya.
           Menurut Satiadarma (dalam Juhariy, 2012:7), kreativitas merupakan salah satu modal yang harus dimiliki siswa untuk mencapai hasil belajar. Arti kreativitas yang dikenal dengan four p’s of creativity, yakni person, process, press dan product. Kreativitas dari segi person (pribadi) menunjukkan pada potensi daya kreatif yang ada pada setiap pribadi. Kreativitas sebagai suatu process dapat dirumuskan sebagai suatu bentuk pemikiran dimana individu berudaha menemukan hubungan yang baru, mendapatkan jawaban, metode atau cara baru menghadapi masalah. Kreativitas sebagai “pendorong” (press) yang datang dari diri sendiri berupa hasrat dan motivasi yang kuat untuk berkreasi. Kreativitas dari segi “hasil” (product) segala sesuatu yang diciptakan seseorang sebagai hasil dari keunikan pribadinya dalam interaksi dengan lingkungannya.
           Asrori (2009:63) menyatakan bahwa “kreativitas adalah kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru atau hasil kombinasi dari karya-karya yang telah ada melalui interaksi dengan lingkungannya untuk mencari alternatif pemecahan masalah”. Hasil karya tersebut diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman yang diterima selama di bangku sekolah maupun dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Karena pengetahuan dan pengalaman dapat digunakan sebagai sumber untuk berpikir dalam menghadapi masalah yang terjadi. Dengan demikian jelaslah bahwa semakin banyak pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki seseorang semakin banyak kemungkinan dia memanfaatkan dan menggunakannya untuk bersibuk diri secara kreatif.
           Drevdahl (dalam Asrori, 2009:62) mendefinisikan “kreativitas sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan”. Munculnya kreativitas dapat dipengaruhi melalui interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungán yang merupakan tempat individu berinteraksi itu dapat mendukung berkembangnya kreativitas, tetapi ada juga yang justru menghambat berkembangnya kreativitas individu. Kreativitas yang ada pada individu itu digunakan untuk menghadapi berbagai permasalahan yang ada ketika berinteraksi dengan lingkungannya dan mencari berbagai alternatif pemecahannya sehingga dapat tercapai penyesuaian diri secara kuat.
           Menurut Usman (2006:11) siswa yang memiliki kreativitas  dalam pembelajaran akan diketahui dengan menunjukkan tingkat kreativitasnya dalam berbagai kegiatan. Mereka selalu ingin memecahkan persolan-persoalan, berani menanggung resiko yang sulit sekalipun, lebih senang bekerja sendiri dan percaya pada diri sendiri. Siswa yang kreatif dengan mudah dapat mengekspresikan dan mengaktualisasikan kemampuan yang dimilikinya. Dengan begitu nantinya akan berdampak pula pada peningkatan hasil belajar ke arah yang lebih baik.
           Penulis menyimpulkan bahwa kreativitas belajar adalah kemampuan untuk menemukan cara-cara baru bagi pemecahan masalah yang dihadapi siswa dalam situasi belajar dengan mengolaborasikan berbagai gagasan disertai daya khayal atau imajinasi berdasarkan  pengetahuan dan pengalaman dengan lingkungannya.
           Menurut Clark (dalam Asrori, 2009:63) faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas belajar di kategorikan dalam dua kelompok, yaitu faktor yang mendukung dan menghambat. Faktor-faktor yang mendukung perkembangan kreativitas belajar adalah:
Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan serta keterbukaan.
Situasi yang menimbulkan dan mendorong timbulnya banyak pertanyaan.
Situasi yang mendorong menghasilkan sesuatu.
Situasi yang mendorong tanggung jawab dan kemandirian
sesuatu yang menekankan inisiatif diri.
Kewibahasaan yang memungkinkan untuk mengembangkan potensi kreativitas secara luas.
Perhatian orang tua terhadap minat anaknya, stimuli dari lingkungan sekolah dan motivasi diri.
Faktor-faktor yang menghambat berkembangnya kreativitas belajar adalah:
Tidak adanya kebutuhan akan keberhasilan, ketidakberanian dalam menanggung resiko atau upaya mengejar seseuatu yang belum diketahui
Konformita terhadap teman-teman kelompoknya dan tekanan sosial
Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan imajinasi dan penyelidikan
Streotif peran seks atau jenis kelamin
Diferensiasi antara bekerja dan bermain
Otoriatarianisme
Tidak menghargai terhadap fantasi dan khayalan
Dalam prakteknya, Buzan (2013:94) berpendapat bahwa kreativitas siswa dalam membuat mind mapping dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu:
1) Kefasihan. Melepaskan ide-ide baru yang kreatif dengan mudah dan cepat. 2) Fleksibilitas. Melihat sesuatu dari sudut pandang lain dan mempertimbangkan sesuatu dari sudut pandang yang berlawanan. Menggunakan bagian penting mind mapping yakni central topic atau topic sentral, main topic, cabang, kata kunci, gambar, dan warna. 3) Orisinalitas. Menghasilkan ide-ide yang unik, tidak biasa, dan eksentrik.
Indikator dalam menilai kreativitas dan berdasarkan tujuan penelitian yang disesuaikan dengan materi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1    Penilaian Kreativitas Siswa
No
Bagian Mind Mapping
Indikator
Skor
1
Central Topic
Central topic ditulis berbentuk kata dan sesuai dengan materi
4
Central topic ditulis berbentuk kata tetapi tidak sesuai dengan materi
3
Central topic ditulis berbentuk kalimat
2
Tidak terdapat central topic
1
2
Main topic
Main topic langsung memancar dari central topic dan lengkap
4
Main topic langsung memancar dari central topic tetapi tidak lengkap
3
Main topic tidak langsung memancar dari central topic dan tidak lengkap
2
Tidak terdapat main topic
1
3
Cabang
Cabang digambar meliuk-liuk dan tebal di bagian pangkal yang semakin tipis di bagian ujung
4
Cabang digambar meliuk-liuk tetapi tidak tebal di bagian pangkal yang semakin tipis di bagian ujung
3
Cabang digambar lurus
2
Tidak terdapat cabang
1
4
Kata kunci
Kata kunci ditulis berbentuk kata dan diletakkan di atas cabang
4
Kata kunci ditulis berbentuk kata tetapi tidak diletakkan di atas cabang
3
Kata kunci ditulis berbentuk kalimat
2
Tidak terdapat kata kunci
1
5
Gambar
Gambar pada central topic dan main topic sesuai dengan materi
4
Gambar hanya pada central topic atau main topic sesuai dengan materi
3
Gambar tidak sesuai dengan materi
2
Tidak terdapat gambar
1
6
Warna
Warna berbeda untuk setiap cabang dan diwarnai dengan rapi
4
Warna berbeda untuk setiap cabang tetapi tidak diwarnai dengan rapi
3
Warna sama untuk setiap cabang
2
Tidak terdapat warna
1
Sumber: Buzan, 2013:94

No comments:

Post a Comment