Kreativitas Belajar
Kreativitas
seringkali dianggap sebagai suatu keterampilan yang didasarkan pada bakat
alami, dimana hanya mereka yang berbakat saja yang bisa menjadi kreatif.
Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar, walaupun dalam kenyataannya terlihat
bahwa orang tertentu memiliki kemampuan untuk menciptakan ide baru dengan cepat
dan beragam. Sesungguhnya kemampuan kreatif pada dasarnya dimiliki semua orang.
Perbedaannya terletak pada seberapa besar usaha seseorang dalam
menumbuhkembangkan potensi kreativitas yang dimilikinya.
Menurut
Munandar (2009:25) kreativitas
sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk
memberi gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau
sebagai kemampuan untuk melihat hubungan baru antara unsur yang sudah ada
sebelumnya. Kreativitas seseorang dapat dilihat dari tingkah laku atau
kegiatannya yang kreatif. Menurut Slameto (2003:146) bahwa yang penting
dalam kreativitas bukanlah penemuan sesuatu yang
belum pernah diketahui orang sebelumnya. Melainkan bahwa produk kreativitas merupakan
sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang baru
bagi orang lain atau dunia pada umumnya.
Menurut
Satiadarma (dalam Juhariy, 2012:7),
kreativitas merupakan salah satu modal yang harus dimiliki siswa untuk mencapai
hasil belajar. Arti kreativitas yang dikenal dengan four p’s of creativity,
yakni person, process, press dan product. Kreativitas dari segi person
(pribadi) menunjukkan pada potensi daya kreatif yang ada pada setiap
pribadi. Kreativitas sebagai suatu process dapat dirumuskan sebagai
suatu bentuk pemikiran dimana individu berudaha menemukan hubungan yang baru,
mendapatkan jawaban, metode atau cara baru menghadapi masalah. Kreativitas
sebagai “pendorong” (press) yang datang dari diri sendiri berupa hasrat
dan motivasi yang kuat untuk berkreasi. Kreativitas dari segi “hasil” (product)
segala sesuatu yang diciptakan seseorang sebagai hasil dari keunikan pribadinya
dalam interaksi dengan lingkungannya.
Asrori (2009:63) menyatakan bahwa “kreativitas
adalah kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru atau hasil
kombinasi dari karya-karya yang telah ada melalui interaksi dengan
lingkungannya untuk mencari alternatif pemecahan masalah”. Hasil karya tersebut
diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman yang diterima selama di bangku
sekolah maupun dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Karena pengetahuan dan
pengalaman dapat digunakan sebagai sumber
untuk berpikir dalam menghadapi masalah yang terjadi. Dengan demikian jelaslah
bahwa semakin banyak pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki seseorang semakin
banyak kemungkinan dia memanfaatkan dan menggunakannya untuk bersibuk diri
secara kreatif.
Drevdahl (dalam Asrori, 2009:62) mendefinisikan
“kreativitas sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan
orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan”.
Munculnya kreativitas dapat dipengaruhi melalui interaksi individu dengan
lingkungannya. Lingkungán yang merupakan tempat individu berinteraksi itu dapat
mendukung berkembangnya kreativitas, tetapi ada juga yang justru menghambat
berkembangnya kreativitas individu. Kreativitas yang ada pada individu itu
digunakan untuk menghadapi berbagai permasalahan yang ada ketika berinteraksi
dengan lingkungannya dan mencari berbagai alternatif pemecahannya sehingga
dapat tercapai penyesuaian diri secara kuat.
Menurut Usman (2006:11) siswa yang memiliki
kreativitas dalam pembelajaran akan diketahui dengan menunjukkan tingkat
kreativitasnya dalam berbagai kegiatan. Mereka selalu ingin memecahkan
persolan-persoalan, berani menanggung resiko yang sulit sekalipun, lebih senang
bekerja sendiri dan percaya pada diri sendiri. Siswa yang kreatif dengan mudah
dapat mengekspresikan dan mengaktualisasikan kemampuan yang dimilikinya. Dengan
begitu nantinya akan berdampak pula pada peningkatan hasil belajar ke arah yang
lebih baik.
Penulis
menyimpulkan bahwa kreativitas belajar adalah kemampuan untuk menemukan
cara-cara baru bagi pemecahan masalah yang dihadapi siswa dalam situasi belajar
dengan mengolaborasikan berbagai gagasan disertai daya khayal atau imajinasi
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
dengan lingkungannya.
Menurut Clark (dalam Asrori, 2009:63) faktor-faktor yang
mempengaruhi kreativitas belajar di kategorikan dalam dua kelompok, yaitu
faktor yang mendukung dan menghambat. Faktor-faktor yang mendukung perkembangan
kreativitas belajar adalah:
Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan serta
keterbukaan.
Situasi yang menimbulkan dan mendorong timbulnya banyak
pertanyaan.
Situasi yang mendorong menghasilkan sesuatu.
Situasi yang mendorong tanggung jawab dan kemandirian
sesuatu yang menekankan inisiatif diri.
Kewibahasaan yang memungkinkan untuk mengembangkan
potensi kreativitas secara luas.
Perhatian orang tua terhadap minat
anaknya, stimuli dari lingkungan sekolah dan motivasi diri.
Faktor-faktor yang menghambat berkembangnya
kreativitas belajar adalah:
Tidak adanya kebutuhan akan keberhasilan, ketidakberanian
dalam menanggung resiko atau upaya mengejar seseuatu yang belum diketahui
Konformita terhadap teman-teman kelompoknya dan tekanan
sosial
Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan
imajinasi dan penyelidikan
Streotif peran seks atau jenis kelamin
Diferensiasi antara bekerja dan bermain
Otoriatarianisme
Tidak menghargai terhadap fantasi
dan khayalan
Dalam prakteknya, Buzan (2013:94)
berpendapat bahwa kreativitas siswa dalam membuat mind mapping dapat
dilihat dari beberapa hal, yaitu:
1) Kefasihan. Melepaskan ide-ide
baru yang kreatif dengan mudah dan cepat. 2) Fleksibilitas. Melihat sesuatu
dari sudut pandang lain dan mempertimbangkan sesuatu dari sudut pandang yang
berlawanan. Menggunakan bagian penting mind mapping yakni central
topic atau topic sentral, main topic, cabang, kata kunci, gambar,
dan warna. 3) Orisinalitas. Menghasilkan ide-ide yang unik, tidak biasa, dan
eksentrik.
Indikator dalam menilai kreativitas dan berdasarkan tujuan
penelitian yang disesuaikan dengan materi dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.1 Penilaian Kreativitas Siswa
No
|
Bagian
Mind Mapping
|
Indikator
|
Skor
|
1
|
Central
Topic
|
Central topic
ditulis berbentuk kata dan sesuai dengan materi
|
4
|
Central topic
ditulis berbentuk kata tetapi tidak sesuai dengan materi
|
3
|
||
Central topic
ditulis berbentuk kalimat
|
2
|
||
Tidak
terdapat central topic
|
1
|
||
2
|
Main
topic
|
Main topic langsung
memancar dari central topic dan lengkap
|
4
|
Main topic
langsung memancar dari central topic tetapi tidak lengkap
|
3
|
||
Main topic
tidak langsung memancar dari central topic dan tidak lengkap
|
2
|
||
Tidak
terdapat main topic
|
1
|
||
3
|
Cabang
|
Cabang
digambar meliuk-liuk dan tebal di bagian pangkal yang semakin tipis di bagian
ujung
|
4
|
Cabang
digambar meliuk-liuk tetapi tidak tebal di bagian pangkal yang semakin tipis
di bagian ujung
|
3
|
||
Cabang
digambar lurus
|
2
|
||
Tidak
terdapat cabang
|
1
|
||
4
|
Kata
kunci
|
Kata kunci
ditulis berbentuk kata dan diletakkan di atas cabang
|
4
|
Kata kunci ditulis
berbentuk kata tetapi tidak diletakkan di atas cabang
|
3
|
||
Kata kunci
ditulis berbentuk kalimat
|
2
|
||
Tidak
terdapat kata kunci
|
1
|
||
5
|
Gambar
|
Gambar pada central
topic dan main topic sesuai dengan materi
|
4
|
Gambar hanya
pada central topic atau main topic sesuai dengan materi
|
3
|
||
Gambar tidak
sesuai dengan materi
|
2
|
||
Tidak
terdapat gambar
|
1
|
||
6
|
Warna
|
Warna berbeda
untuk setiap cabang dan diwarnai dengan rapi
|
4
|
Warna berbeda
untuk setiap cabang tetapi tidak diwarnai dengan rapi
|
3
|
||
Warna sama
untuk setiap cabang
|
2
|
||
Tidak
terdapat warna
|
1
|
No comments:
Post a Comment