1. Prestasi Belajar Peserta Didik
Menurut
Andjani, S.&Adam,H.(2012:2) Prestasi belajar siswa merupakan faktor penting
dalam menentukan kesuksesansiswa dimasa depannya. Sedangkan menurut
Paskahandrianti, R. & Kuswardani, I.(2012:6) prestasi belajar merupakan hasil yang
didapatkan siswa dalam usaha belajar yang dilakukannya dan prestasi belajar
merupakan produk suatu proses. Proses yang dilakukan individu adalah kegiatan
belajar, prestasi belajar biasanya dinyatakan dengan bentuk nilai atau indeks
prestasi yang diperoleh dari hasil pengukuran prestasi.
Berhasil
atau tidaknya suatu proses belajar sangat dipengaruhi oleh berbagi faktor.
Menurut Suryabrata (dalam Paskahandrianti, R.& Kuswardani, I.,2012:7)
faktor-faktor tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1)Faktor yang berasal dari luar diri
siwa.(a)Faktor non sosial.Kelompok faktor ini boleh dikatakan tak terbilang
jumlah, seperti misalnya:keadaan udara, suhu udara,cuaca, waktu (pagi, siang,
sore, atau malam, tempat, alat-alat yang dipakai untuk belajar seperti
alat-alat tulis, buku-buku, alat peraga, dan sebagainya.(b)Faktor sosial.Faktor
sosial yang dimaksud adalah faktor manusia (sesame manusia), baik manusia itu
hadir secara langsung ataupun tidak langsung. Kehadiran orang lain (keluarga,
teman atau guru) ada saat seseorang sedang belajar.2)Faktor yang berasal dari
diri siswa.(a)faktor-faktor fisiologis. Faktor fisiologis dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu keadaan tonus jasmani pada umumnya dan keadaan
fungsi-fungsi jasmani tertentu.(b)Faktor psikologis. Termasuk di dalamnya
adalah motivasi, cita-cita, keinginan, ingatan, perhatian, pengalaman, dan
motif-motif yang mendorong belajar siswa.Kebutuhan psikologis ini umumnya
bersifat individual.
Prestasi
Belajar dalam penelitian ini adalah hasil dari pretest dan postest siswa
yang diambil dari setiap siklus 1 dan 2. Dengan begitu, prestasi belajar
mengambarkan kemampuan siswa setelah melalui tes.
2.
Keaktifan Peserta Didik
Keaktifan
peserta didik dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan
bakat yang dimilikinya, berpikir kritis, dan dapat memecahkan
permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu, guru
dapat merekayasa pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran.Menurut Sten 1988:224 (dalam Dimyati,1994:57)
sebagai berikut.
Peran guru mengorganisasikan kesempatan
belajar bagi masing-masing siswa bearti mengubah peran guru kesempatan belajar
bagi masing-masing siswa bearti mengubau0h peran guru dalam bertindak didaktis,
menjadi lebih mengindividualisasi, yaitu menjamin bahwa setiap orang siswa
memperoleh pengetahuan dan keterampilan di dalam kondisi yang ada. Hal ini
bearti kesempatan belajar yang diberikan oleh guru akan menuntun siswa selalu
aktif mencari memproses dan mengelola perolehan belajarnya.
Berikut
ini akan dijelaskan tentang pengertian, ciri-ciri keaktifan siswa dan aspek
keaktifan siswa.
2.1 Pengertian Keaktifan Siswa
Menurut Ahmadi (dalam Rizkina Mera, 2013:24) siswa aktif adalah
siswa yang terlibat secara intelektual dan emosional dalam kegiatan
pembelajaran. Menurut Yusmiati (dalam Rizkina Mera, 2013:24)siswa aktif adalah
siswa yang secara fisik, psikis, intelekstual dan emosional secara terus
menerus dalam proses pembelajaran.
2.2 Ciri-ciri Keaktifan Siswa
Menurut Ahmadi (dalam Rizkiana Mera)
sebagai berikut.
Untuk melihat terwujudnya siswa dalam
proses belajar mengajar teerdapat beberapa indikator cara belajar siswa aktif
dapat dilihat dari tingkah laku mana yang muncul dalam suatu proses belajar
mengajar. Indikator tersebut yaitu: (1)keinginan, keberanian menampilkan minat,
kebutuhan dan permasalahannya; (2)keinginan dan keberanian serta kesempatan untuk
berpartisipasi dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar; (3)
penampilan berbagai usaha/kekreatifan belajar mengajar sampai mencapai
keberhasilannya; dan (4) kebebasan melakukan hal tersebut tanpa tekanan
guru/pihak lainnya.
2.3 Aspek Keaktifan Siswa
Menurut
Mc Keachie (dalam Yamin, 2007:77) mengemukakan 6 aspek terjadinya keaktifan
siswa, yaitu.
1. Partisipasi dalam menetapkan tujuan kegiatan
pembelajaran
2. Tekanan pada aspek afektif dalam belajar
3. Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran,
terutama yang berbentuk interaksi antar siswa.
4. Kekompakan kelas sebagai kelompok belajar
5. Kebebasan belajar yang diberikan kepada
siswa dan kesempatan untuk berbuat serta mengambil keputusan penting dalam
proses pembelajaran.
6. Pemberian waktu untuk menanggulangi
masalah pribadi siswa, baik berhubungan maupun tidak berhubungan dengan
pelajaran.
No comments:
Post a Comment