Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan. Menurut Johnson & Johnson (Ibrahim, 2000:72) menyebutkan bahwa belajar berdasarkan pengalaman, dimana pengalaman sendiri memberi sumbangan berupa wawasan, pemahaman, dan teknik-teknik yang sulit untuk dipaparkan kepada seseorang yang tidak memiliki pengalaman serupa. Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Untuk memenuhi kebutuhan manusia dan sekaligus mengembangkan dirinya, manusia telah melakukan kegiatan belajar sejak dilahirkan (Darsono, 2000:4).
Pembelajaran secara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah arah yang lebih baik. Pembelajaran yang baik menurut aliran Gestalt yaitu suatu usaha untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah mengorganisasikannya (mengatur) menjadi suatu pola bermakna (Darsono, 2000:11). Suatu proses pembelajaran dapat dikatakan efektif bila seluruh komponen yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan salah satu komponennya adalah guru. Peran guru dalam pembelajaran sangat menentukan keberhasilan dalam pembelajaran. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar diantaranya yaitu:
1. Kesiapan Belajar
Faktor kesiapan, baik fisik maupun psikologis, sikap guru yang penuh perhatian dan mampu menciptakan situasi kelas yang menyenangkan merupakan implikasi dari prinsip kesiapan ini.
2. Motivasi
Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif, saat orang melakukan suatu aktifitas. Motif adalah kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorong orang melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan.
3. Keaktifan Siswa
Yang melakukan kegiatan belajar adalah siswa. Dengan bantuan guru siswa mampu mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya seyogyanya guru menbelajarkan siswa sedemikian rupa, sehingga keaktifan siswa betul-betul terwujud (Dimyati & Mudjiono, 2009:15).
B. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling membantu untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. Pembelajaran ini secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang saling mengasihi antar sesama siswa. Sebagaimana pendekatan lain yang digunakan dalam pembelajaran, guru diharapkan mampu menemukan cara untuk memenuhi berbagai kebutuhan siswa (Nurhadi & Senduk, 2009: 61). Oleh karena itu, kooperatif ini juga memberikan kesempatan pada kelompok dengan latar belakang anggota kelompok yang berbeda untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama.
Ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim (2000:6) adalah sebagai berikut:
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah
c. Apabila mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, agama, etnis dan jenis kelamin yang berbeda
d. Pembelajaran lebih berorientasi pada kelompok daripada individu
Dalam pembelajaran kooperatif ada enam langkah atau tahapan yang pelaksanaannya bervariasi tergantung pada pendekatan atau model yang digunakan. Enam langkah dapat dilihat dalam Tabel 2.1
Tabel 2.1 Langkah-Langkah pembelajaran Kooperatif
Fase
|
Tindakan Guru
|
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
|
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
dan memotivasi siswa untuk belajar
|
Fase 2
Menyampaikan informasi
|
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan
demonstrasi atau lewat bahan bacaan
|
Fase 3
Mengorganisasikan siswa
|
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana membentuk
kelompok-kelompok belajar dan membantu kelompok melakukan transisi secara efisien
|
Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
|
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas mereka
|
Fase 5
Evaluasi
|
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil belajarnya
|
Fase 6
Memberikan penghargaan
|
Guru mencari cara-cara menghargai baik maupun hasil belajar
individu dan kelompok
|
Menurut Roger dan Davidson (Lie, 2008:30) ada lima komponen dasar dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:
1. Saling ketergantungan positif (positive interdependence). Siswa harus merasa bahwa mereka saling tergantung secara positif dan saling terikat antara sesama anggota kclompok. Dengan kata lain bahwa kcbcrhasilan individu tergantung pada keberhasilan kelompok.
2. Akuntabilitas individu (individual accountability). Tanggung jawab individu adalah rasa tanggungjawab masing-masing siswa dalam kelompok agar dapat menyumbang, mendukung, dan membantu satu sama lain untuk menguasai materi pelajaran dan juga untuk meningkatkan hasil belajar.
3. Interaksi tatap muka (face to face interaction). Hasil belajar yang terbaik dapat diperoleh dengan cara komuikasi antar siswa. Oleh karena itu, para siswa perlu berinteraksi secara fisik maupun secara verbal diantara siswa.
4. Keterampilan menjalin hubungan antar anggota kelompok (interpersonal and small group skill). Keterampilan sosial ini sangat penting dalam pcmbelajaran kooperatif dan siswa dimotivasi untuk menggunakan keterampilan berinteraksi dalam kelompok secara tepat sebagai bagian dari
proses belajar.
5. Proses kelompok (group-processing), adalah cara kelompok dalam mencapai keefektifan kerja mereka. Kelompok mengevaluasi tindakan yang dapat dilanjutkan atau yang perlu diubah.
No comments:
Post a Comment