1. Pengertian
Aktif menurut Chulsum dan Novia ( 2006:
27) mempunyai arti
giat berusaha, sehingga siswa dikatakan
aktif jika siswa tersebut giat berusahauntuk mencapai tujuan pembelajaran dalam
proses kegiatan belajar mengajar. Aktivitas belajar siswa adalah aktivitas yang
bersifat fisik dan mental yang keduanya saling berkaitan saat proses
pembelajaran terjadi. Menurut Piaget dalam (Wahyuni, 2012:4) mengungkapkan
bahwa seorang anak itu berfikir sepanjang ia berbuat, tanpa berbuat berarti
anak itu tidak berpikir. Untuk itu agar anak berpikir sendiri maka harus diberi
kesempatan untuk berbuat sendiri. Aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran
perlu diperhatikan oleh guru, agar proses belajar mengajar yang ditempuh
mendapatkan hasil yang maksimal. Maka guru perlu mencari cara untuk
meningkatkan keaktifan siswa.
Dalam proses belajar aktif pengetahuan
merupakan pengalaman pribadi yang diorganisasikan dan dibangun melalui proses
belajar bukan merupakan pemindahan pengetahuan yang dimiliki guru kepada anak
didiknya. Sedangkan mengajar merupakan upaya menciptakan lingkungan agar siswa
dapat memperoleh pengetahuan melalui keterlibatan secara aktif dalam kegiatan
belajar. Guru harus memotivasi siswa pada saat pembelajaran berlangsung, dalam
hal ini guru berperan sebagai fasilitator pada saat pembelajaran. Sehingga
diharapkan siswa mampu untuk merespon dan memberi umpan balik kepada guru baik
dengan menyampaikan gagasan, pertanyaan atau tanggapan yang berhubungan dengan
materi ajar dalam proses pembelajaran.
2.
Faktor – faktor
yang Mempengaruhi Keaktifan Siswa
Keaktifan
siswa dalam kegiatan pembelajaran tentu tidak serta merta terjadi dengan
sendirinya tanpa adanya faktor yang menyebabkan keaktifan siswa muncul.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya keaktifan siswa
dalam kegiatan proses pembelajaran, faktor – faktor tersebut berhubungan dengan
bagaimana cara mengajar guru dalam proses pembelajaran. Menurut Gagne dan
Briggs dalam (Mayasa : 2013), faktor – faktor
yang mempengaruhi keaktifan siswa
dalam kegiatan proses pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Memberikan
dorongan atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka dapat berperan aktif
dalam kegiatan pembelajaran.
b. Menjelaskan tujuan intruksional (kemampuan
dasar kepada siswa).
c. Mengingatkan
kompetensi belajar kepada siswa.
d. Memberikan stimulus (masalah,topik dan konsep
yang akan dipelajari).
e. Memberi
petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya.
f. Memunculkan
aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
g. Memberi
umpan balik (feed back).
h. Melakukan
tagihan-tagihan kepada siswa berupa tes, sehingga kemampuan siswa selalu
terpantau dan terukur.
i. Menyimpulkan
setiap materiyang disampaikan di akhir pelajaran.
3.
Indikator
Keaktifan Belajar Siswa
Untuk
mengetahui keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
maka
perlu dilakukan pengamatan oleh observer dengan menggunakan lembar observasi
keaktifan siswa yang sudah ditentukan berdasarkan indikator keaktifan
siswa. Indikator keaktifan siswa
menurut Paul D. Deirich dalam (Wahyuni,
2012: 4) menyatakan bahwa indikator keaktifan belajar siswa berdasarkan jenis
aktivitasnya dalam proses pembelajaran yaitu, keaktifan visual, keaktifan lisan
(oral), keaktifankan mendengarkan, keaktifan menulis, keaktifan menggambar,
keaktifan motorik,dan keaktifan mental. Penjelasan indikator keaktifan siswa
berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut,
a. Keaktifan
visual, misalnya kegiatan siswa saat membaca materi ajar yang ada di buku,
memperhatikan gambar atau contoh yang diberikan oleh guru saat menjelaskan
materi, mengamati eksperimen yang dilakukan oleh guru atau siswa lain, dan mengamati
tindakan siswa lain saat mengerjakan tugas di depan kelas.
b. Keaktifan
lisan (oral), misalnya kegaiatan siswa saat
mengemukakan suatu fakta atau prinsip yang berhubungan dengan materi
pembelajaran, menghubungkan suatu kejadian yang berkaitan dengan materi,
mengajukan pertanyaan kepada guru jika belum mengerti dengan materi yang
dijelaskan oleh guru atau bertanya kepada siswa lain saat mempresentasikan
gagasannya di depan kelas, memberi saran baik kepada guru ataupun siswa saat
diskusi kelas berlangsung, mengemukakan pendapat saat diskusi kelas
berlangsung dan melakukan interupsi jika
mengetahui terdapat kesalahan konsep materi pada penjelasan guru ataupun siswa.
c. Keaktifan
mendengarkan, misalnya saat mendengarkan penyajian materi oleh guru dalam
kegiatan belajar mengajar, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok,
mendengarkan presentasi hasil tugas siswa lainnya.
d. Keaktifan
menulis, misalnya saat siswa menulis kesimpulan dari penjelasan guru saat
menjelaskan materi ajar, menulis tugas laporan, karangan, melakukan resume
materi dari buku atau sumber belajar lain.
e. Keaktifan
menggambar, misalanya saat siswa menggambar konsep materi sesuai dengan
pemahamannya, membuat grafik, diagram, peta.
f. Keaktifan
motorik, seperti melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran,
membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun.
g. Keaktifan
mental, misalnya saat siswa merenung, mengingat, memecahkan masalah,
menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan dan membuat keputusan.
h. Keaktifan
emosional, misalnya jika siswa mempunyai minat belajar, berani berpendapat,
tenang dan percaya diri saat mengemukakan pendapat atau gagasaanya baik saat di
depan kelas ataupun di tempat duduknya.
Sedangkan menurut Mc
Keachie dalam (Yamin, 2007 : 77 )mengemukakan
6 aspek terjadinya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran adalah sebagai
berikut.
a. Partisipasi dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran.
b. Tekanan pada aspek afektif dalam belajar.
c. Partisipasi siswa dalam
kegiatan pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi antar siswa.
d. Kekompakan kelas sebagai kelompok belajar.
e. Kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa
dan kesempatan untuk berbuat serta mengambil keputusan penting dalam proses
pembelajaran.
f. Pemberian
waktu untuk menanggulangi masalah pribadi siswa, baik berhubungan maupun tidak
berhubungan dengan pelajaran.
No comments:
Post a Comment